Selasa, 17 April 2012

PUISI CINTA


Dalam tautan cermin


Aku terasing dalam bayangku
Berkelana kian kemari
Mengintari pelosok negeri
Kikais-kais dalam teropong duniaku
                    
    
     Dalam taautan cermin
     Sekejap hinggap bayangku
     Berlalu sepintas, kemudian
     Lenyap oleh helaan angin

Aku seperti terpenjara saja
Bertahun-tahun ku pinjam raga
Kukais-kais dalam lebam murka
Ku sandarkan peluh pada sang pencipta

     Dan beginilah aku
     Disini dalam riuh gemuruh
     Dalam lingkup ruang tanpa batas
     Terkulai pasi menunggu mati




 
Semusim dengan Cinta


Semusim dengan cinta
Semusim yang lalu aku
Masih termangu dalam dekap rindu
Lama sudah aku menunggu

Kata cinta darimu
Lewat celah kaca jendela
Kupahat raut wajahmu
Tergolek dalam bingkai embun
Membeku dalam semu

Oh andai saja kau tahu
Betapa aku mencintaimu
Apakah kau mau menerimaku
Sedang aku upik abu lusuh nan lugu

        Mungkin aku miliki seluruh cintamu
        Namun aku sadar itu hanyalah khayalanku
        Aku inginkan hanyalah cintamu
        Yang menerangi alam mimpiku

        Ingin ku miliki dengan sepenuh hati
        Walau aku harus terluka mengharap cintamu
        Aku ingin sayangi tanpa terbagi lagi
        Apakah mungkin menjalin cinta

Sedang aku tak tahu bagaimana
Kau mencintaiku
Selama musim bergulir masih ada waktu
Bukalah pintu hati kestiaanmu
       
        Sejauh penantian batas nurani
        Semusim berlalu berganti dinginya salju
        Hari ini sepi sayangku
        Hatimu tetap bisu dan beku





 
Jingga merona







Jingga merona
Di atas lembayung senja
Sekejap kulihat indah
Camar menyapa
Gemuruh ombak mengalun
                                      Memecah hampa
Kusandarkan diri pada nyiur melambai
Sejauh mata menerawang
Hanya ada lautan lepas menerawang
Hanya ada lautan lepas menggenang
Begitu tenang mendamaikan hati
Dan kini
Tak lagi kau di relung jiwa
Adakah cinta lain yang menghampirimu
Ungkap saja semua yang ada
Sungguhku tak mengerti mengapa kau berpaling
Ternyata cintamu tak seteguh karang
Dan kini
Cinta itu telah terhempas
Bersama cintaku yang tak terbatas
 
Waranamu di Hatiku







Aku suka warana merah

Seprti senyummu yang merekah
                                                    
Aku suka warna putih
Seperti suaramu yang bersih

Aku suka warna biru

Seperti beningnya suaramu

Aku suka warna ungu

Seperti tulusnya hatimu

Tapi aku lebih suka kamu sayangku

 
Melupakan kamu

Hari ini aku hapus jejakmu
Semua impainku tentangmu
Tentang ceriata cintaku padamu
Tentang kamu yang tak pedulikan aku
Perih luka tergores belati
Tak seperih luka patah hati
Sakitnya sampai melebur sukma
Hasratku tlah lapuk bersua dengan mu
Untuk apa menggapai mentari
Namun sinarnya kian meredup
Mencoba relakan bintangku pergi
Tapi dilemma hati kian menyusupi
Dapatkah daku rasakan bahagia
Bila tanpamu          
Aku teramat menyayangimu
Sampai tak mau bila bukan dirimu















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan kirimkan komentar anda