Sabtu, 13 Oktober 2012


PUISI SPRING IN LONDON

        Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu sejak dulu
        Sampai sekarang aku belum mengatakannya yaaa
\       Karena berbagai alasan
        Dan alasan utamanya adalah karena aku takut
        Kalau aku mengatakannya, reaksi apa yang kau berikan
        Apakah kau akan menerima pengakuanku
        Apakah kau akan percaya padaku
        Apakah kau masih akan menatapku seperti ini
        Tersenyum padaku seperti ini
        Atau
        Apakah justru kau akan menjauh dariku
        Meninggalkan aku
        Tapi aku tahu, aku harus mengatakannya padamu
        Aku tidak mungkin menyimpannya selamanya
        Entah bagaimana reaksimu nanti setelah mendengarnya
        Aku hanya berharap satu hal padamu
        Jangan pergi dariku
        Tetaplah disisiku
        Kurasa saat ini, aku sangat ingin mengatakan aku mencintaimu

                

Selasa, 09 Oktober 2012


Kerja untuk mengubah Padatan Dielektrik
                Lempengan bahan dielektrik isotrop yang diletakkan diantara keeping penghantar
                                   

kapasitor keeping-sejajar.
            Luas permukaan A dari keeping kapsasitor memiliki dimensi linier yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jarak antara kedua keeping l. beda potensial εpada keeping dapat dipertahankan oleh sebuah baterai.                                                                                                                   Efek dari beda potensial pada keeping adalah menimbulkan medan listrik antara keeping dengan intensitas listrik E. Intensitas listrik yang hampir seraba sama yang timbul diantara kedua keeping itu ialah:
                                                E=                  
            Selanjutnya satu keeping bermuatan +Z dan keeping yang lain –Z. Bila muatan kapasitor diubah sejumlah infinitesimal dZ,kerja :
                                               dW = ε dZ                                                                                                                                                = E l dZ    
            Muatan Z pada keeping sama dengan
                                                Z= D A
            Dengan perpindahan listrik. Jadi,
                                                dW= A l E dD                                                                                                                                         = V E dD
            dengan V menyatakan volume bahan dielektrik
            Jika П menyatakan momen listrik total dari bahan ( yang diandaikan isotrop), atau polarisasinya, maka hubungannya adalah
                                                D=  E +     
            Dengan  menyatakan permitivitas ruang hampa dan П menyatakan polarisasi  total (atau momon dwikutub total. Jadi
                                                d W = V  E dE + E dП
            Suku pertama adalah kerja yang diperlukan untuk menambah intensitas listrik dengan dE dan akan muncul sekalipun ruang antara kedua keeping kapasitor itu hampa. Suku kedua menyatakan kerja yang diperlukan untuk menaikkan polarisasi dielektrik sejumlah dП, suku ini menjadi nol jika di antara keeping-kapasitor tidak terdapat bahan. Kita hanya memperhatikan perubahan yang timbul pada bahan yang disebabkan oleh kerja pada atau oleh bahan dielektrik ( yaitu sisitemnya), dan bukan kerja yang dilakukan untuki mengubah medan listrik. Akibatnya, kerja neto pada dielektrik adalah:
                                                dW= E dП
            Walaupun  penjabaran ini khusus untuk hal dielektrik dalam kapasitor keeping sejajar, hasilnya berlaku umum untuk dielektrik dalam medan listrik serba sama. Jika E diukur dalam volt per meter dan П dalam coloumb-meter, makak kerja dinyatakan dalam joule. Jika polarisasi diubah sejumlah tertentu darii menjadi Пf kerjanya ialah:
Add caption
                                                W =  dП
            Percobaan pada bahan dielektrik dilaksanakan pada cuplikan yang bentuknya sedemikian hingga medan E seraba sama. Untuk dielektrik padatan, keeping kapasitornya merupakan bidang datar dan sejajar , yang bisa berbentk bundar atau segiempat. Keeping kapasitor untuk dielektrik cairan atau gas berupa silinder tegak sesumbu. Tidak bergantung pada penataan elektrodenya, harus ada electrode pemandu yang terpasang di luar daerah penataan elektode pengukur. Elektrode pemandu ini mengurangi “ sumbatan” medan listrik pada pinggiran electrode pengukur.

Kontribusi Teori Psikokologi Ericson dalam Lingkungan Sosial Belajar

Erikson memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada delapan tingkatan perkembangan yang akan dilalui oleh manusia. Menariknya bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah gradualitas. Manusia dapat naik ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada tingkat sebelumnya. Setiap tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan kemampuan dalam bidang kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan baik, orang itu akan merasa pandai. Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang itu akan tampil dengan perasaan tidak selaras.
Dalam setiap tingkat, Erikson percaya setiap orang akan mengalami konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson berpendapat, konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas psikologi atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat. Begitu juga dengan potensi kegagalan.
            Dalam teori Erikson mengklasifikasikan delapan tahap perkembangan akan dilalui oleh orang di sepanjang rentang kehidupannya. Masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang dihadapi oleh individu yang mengalami krisis. Menurut Erikson, masing-masing krisis tidak bersifat katastropik, tetapi merupakan titik balik dari kerawanan dan penguatan potensi. Semakin sukses seseorang mengatasi krisisnya, semakin sehat psikologi individu tersebut. Masing-masing tahap punya sisi positif dan negatif.

Pendapat Saya Memengenai Teori Psikologi Ericson dalam Lingkungan Sosial Belajar
Dalam tahap pembelajaran khususnya pembelajaran seorang anak yang diperoleh di sebuah bangku sekoalah dimulai dari anak saat berusia 4 atau 5 tahun, saat duduk di bangku taman kanak-kanak, hal ini termasuk ke dalam tingkatan keempat teori psikososial  Ericson tekun dan rendah diri  berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Dalam hal ini seorang anak akan antusias memkirkan hal-hal yang bersifat imajinatif. Pembelajaran pada anak-anak taman kanak-kanak dilakukan dengan metode pembelajaranyang bersifat bermain sambil belajar, anak-anak mulai dikenalkan hal-hal dasar dalam pembelajaran, seperti mewarnai,menulis,dan berhitung ataupun menghafal doa-doa dan menyayikan lagu-lagu.
Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.. Tahap ini menunjukkan adanya pengembangan anak terhadap rencana yang pada awalnya hanya sebuah fantasi semata, namun berkembang seiring bertambahnya usia bahwa rencana yang ada harus dapat diwujudkan yaitu untuk dapat berhasil dalam belajar. Anak pada usia ini dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil, apakah itu di sekolah atau ditempat bermain. Melalui tuntutan tersebut anak dapat mengembangkan sikap rajin.
Jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (inferioritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri.Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini. Kegagalan di bangku sekolah yang dialami oleh anak-anak pada umumnya menimpa anak-anak yang cenderung lebih banyak bermain bersama teman-teman dari pada belajar, dan hal ini tidak terlepas dari peranan orang tua maupun guru dalam mengontrol mereka. Seorang guru harus memiliki kempampuan dalam membimbing siswanya, guru yang baik tentu tak akan membiarkan siswanya gagal dalam belajar, dalam kondisi seperti ini guru harus lebih ekstra perhatian dengan murid yang memiliki rasa rendah diri, sebagai seorang guru harus bisa memotivasi siswa dalam belajar, menciptakan suasana belajar yang tidak kaku.
Tahap selanjutnya dalah tahap kelima dalam klasifikasi teori psikologi Ericson yaitu Identitas dan kebingungan identitas (identity versus identity confusion). Tahap ini merupakan tahap adolesen(remaja), dimulai saat masa puber dan berakhir pada usia 12-18/anak harus mencapai tingkat identitas ego. Pada usia ini seorang anak diangpap sudah mampu memikirkan hal-hal yang bersifat mandiri, mampu untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.Dalam tahap ini lingkungan semakin luas, tidak hanya berada dalam area keluarga, sekolah, Pada usia ini  seorang anak akan lebih senang berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki kesamaan karakter, misalnya saja mereka akan membuat komunitas sendiri antara satu sama lain istilahnya gank. Erikson menyebut ini dengan sebutan fanatisisme. Orang yang berada dalam sifat fanatisisme ini menganggap bahwa pemikiran, cara maupun jalannyalah yang terbaik.  Dalam proses belajar pun merekan akan cenderung pilih-pilih dalam berteman, misalnya saja saat pembagian kelompok tugas oleh guru, jika dibebaskan untuk memilih maka mereka akan cenderung memilih teman-teman yang dianggap memiliki karakter yang sama.
Dalam hal ini seorang gguru harus mampu untuk menjembatani antar siswa dengan jalan guru yang memilihkan anggota kelompok belajar yaitu siswa yang memiliki tingkat prestasi yang berbeda-beda, misalnya saja  siswa pandai dengan siwa kurang pandai. Dalam interaksi  sosial belajar siswa diharapkan mampu bekerja sama sesama anggota kelompok untuk memiliki semangat dalam berkompetisi, siswa yang pandai harus dapat mengajarkan kepada teman yang kurang pandai, dengan demikian siswa diharapkan akan memiliki sikap positif yakni menghilangkan rasa keegoisan pribadi. Kesetiaan akan diperoleh sebagai nilai positif yang dapat dipetik dalam tahap ini, jika keegoisan dan kekacauan identitas dapat berlangsung secara seimbang, yang mana kesetiaan memiliki makna tersendiri yaitu kemampuan hidup berdasarkan standar yang berlaku di tengah masyarakat terlepas dari segala kekurangan, kelemahan, dan ketidak konsistennya. 

Sabtu, 06 Oktober 2012


ALAT OPTIK
Abdul Ghofur  ( 113184211)
Nursanti H. R    (113184214)

S1 PENDIDIKAN FISIKA NON REGULER 2011
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

                                                            ABSTRAK
                       

Dari percobaan yang telah kami lakukan dengan judul alat optic. Alat optik adalah alat yang menggunakan lensa optik untuk melakukan fungsinya. Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui prinsip kerja lup, prinsip kerja kamera dan prinsip kerja mikroskop . Percobaan dilakukan dengan memanipulasi s jarak benda pada mikroskop, pada  kamera s’ jarak bayangan dan pada lup s jarak benda. Hasil yag diperoleh untuk perbesaran lup pada mata berakomodasi maksimum (d=0) cm Ma=(9,62±0,44) kali, mata berakomodasi maksimum (d=4)cm sebesar Ma=(16,5±0,58) kali. Hasil percobaan untuk perbesarn lup pada mata tidak berakomodasi (d=0) cm perbesaran Ma= (7,78±4,3x 102) kali dan untuk mata tidak berakomodasi untuk (d=4)cm perbesaran Ma=(12,33±4,2x102) kali. Hasil percobaan untuk mengetahui titik fokus kamera f rata-rata = (9,49 ± 0,07)cm, dan pada percobaan mikroskop perbsaran total Mtotal= (-1,53±0,38) kali untuk mata tidak berakomodasi. Pada prinsip keja lup sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, terbalik dan diperbesar, pada prinsip kerja kamera bayangan bersifat nyata, terbalik dan diperkecil dan pada prinsip kerja mikroskop sifat bayangan yang terbentuk nyata, terbalik, dan diperbesar pada lensa objektif dan pada lensa okuler sifat bayangan yang terbentuk maya, terbalik dan perbesar.

Kata kunci: mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi

BAB I
PENDAHULUAN

Mungkin beberapa di antara kita harus memakai kacamata agar dapat melihat dengan baik. Orangtua kita mungkin juga berkacamata. Kacamata adalah alat bantu bagi seseorang yang memiliki kelainan pada matanya. Kacamata termasuk alat optik . Alat optik adalah alat yang menggunakan lensa optik untuk melakukan fungsinya dalam membantu kegiatan tertentu. Sebenarnya, mata kita  juga disebut sebagai alat optik. Alat optik lain yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah kamera. Pernahkah kita menggunakan kamera untuk memotret sebuah peristiwa?
Dengan kamera, kita dapat memindahkan keadaan nyata di sekitar kita ke dalam lembaran film, lalu memperbanyaknya dalam bentuk gambar di atas kertas. Gambar hasil pemotretan akan persis sama dengan kenyataan
Penerapan cermin dan lensa dalam kehidupan sehari-hari adalah pada peralatan optik. Pada parktikum kami digunakan lensa objektif sebagai indukator alat optik. Asas kerja alat optik seperti yang mana kita ketahui adalah berhubungan erat dengan sifat-sifat cahaya, terutama menyangkut pembiasan pada lensa, Tujuan dari percobaan yang kami lakukan adalah untuk mengetahui prinsip kerja alat optik yaitu prinsip kerja pada kamera, prinsip kerja pada mikroskop dan prinsip kerja pada lup dan  mencari nilai perbesaran dari mikroskop dan lup  serta mencari titik fokus pada kamera.
Untuk memahami pembahasan tentang alat optik berhubungan dengan cahaya, cermin, lensa, serta pembentukan bayangan. Maka dilakukan praktikum O-4 dengan judul  “Alat Optik”.

BAB II
KAJIAN TEORI
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik, misalnya cermin, lensa, atau prisma. Alat optik memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Ada beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor

Lup ( Kaca Pembesar)
Lup digunakan untuk melihat benda yang kecil yang tidak dapat di lihat mata secara langsung. Lup menggunakan lensa cembung (lensa positf) untuk memprbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan jelas.
Bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Pada penggunaanya lup diletakkan di depan mata dan benda yang akan di amati diletakkan diantara lensa dan titik fokusnya. Dengan mengubah-ubah jarak benda, bayangan maya yang terbentuk diusahakan agar ada pada jarak yang paling jelas dan dapat dilihat mata normal, yaitu pada jarak baca yang biasanya 25 cm.
Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi, berikut ulasannya:

Perbesaran Lup untuk Mata Berakomodasi Maksimum
Digunakan untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan agar mata berakomodasi maksimum, bayanagn yang terbentuk harus terletak di titk dekat mata. Dengan demikian s’= - Sn dengan Demikian x=Sn dari sub subtitusi nilai tersebut diperoleh persamaan:

Ma =  + 1………………per 1

Dengan:
Ma :     pebesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum (kali)
Sn :      jarak titk dengan mata pengamat (25 cm)
f   :      titk fokus pada lup (cm)

Perbesaran Lup untuk Mata Tidak Berakomodasi
  Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum akan membuat mata menjadi cepat lelah. Agar mata tidak cepat lelah, maka lup digunakan dengan mata tidak berakomodasi. Caranya adalah dengan menempatkan benda dititik fokus lensa sehingga sinar-sinar yang mengenai mata adalah sejajar, untuk mendapatkan bayangan dengan perbesaran yang diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa  ( jarak tak hinngga) dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s=f), dengan perbesaran angular (perbesaran sudut) untuk mata tidak berakomodasi. Perbesaran angular (Ma) didefinisikan sebagai perbandingan antara ukuran angular benda yang dilihat dengan menggunakan alat optik (β) dan ukuran angular banda yang dilihat tanpa menggunakan alat optik (α), perbesaran mata tanpa berakomodasi :


            Ma= ……………per 2
 

Dengan :
  Ma= perbesaran untuk mata berakomodasi (kali)
  β = angular menggunakan alat optik
  Sn = jarak titk dengan mata pengamat (25 cm)
  f = titk fokus pada lup (cm)

Perbesaran angular pada lup


  Gambar 1a. Perbesaran bayangan mata berakomodasi maksimum


Gambar 1b. Perbesaran bayangan    mata tak berakomodasi


    Kamera

Kamera adalah alat optik yang dikenal dan di pakai secara luas dimasyarakat .Kamera adalah alat optik yang berguna untuk menghasilkan gambar melalui proses fotografi, yaitu proses menghasilkan gambar dengan cahaya pada film. Pada kamera terdapat sebuah lensa cembung untuk membiaskan sinar dari benda hingga bayangan yang jatuh di film sebagai layar. Benda yang akan dipotret ditempatkan pada jarak lebih besar daripada 2 f (2 kali jarak titik api) di depan lensa. Hal ini dimaksud bahwa bayangan akan jatuh antara f dan 2 f  yang memiliki sifat diperkecil, nyata dan terbalik.
Prinsip kerja kamera dan mata adalah sama. Apabila mata melihat benda, sinar dari benda yang masuk ke mata dibiaskan lensa mata. Bayangan jatuh di layar mata atau retina. Sifat bayangan yang terjadi nyata, diperkecil dan terbalik. Pelat film berupa celluloid, pelat itu dilapisi gerak bromida dan sangat peka terhadap cahaya. Apabila bayangan objek mengenai pelat film akan tercetak sebagai gambar negatif. Setelah proses pencucian, film dapat dicetak sebagai gambar positif pada kertas foto. Dan perbedaan antara kamera dan mata adalah sebagai berikut:

Pembeda
Kamera
Mata
Cara memfokuskan bayangan
Memaju mundurkan lensa kamera
Lensa mata berakomodasi
Alat pengatur cahaya
Diafragma
Pupil
Tempat jatuhnya bayangan
Pelat film
Selaput retina

Mikroskop

Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil (mikro), misalnya bakteri, dan kuman-kuman. Meskipun menurut perhitungan perbesaran lup dapat ditingkatkan dengan memperkecil jarak fokus (f) lup, pada f yang sangat kecil terjadi cacat yang cukup parah sehingga bayangan yang terbentuk sangat berbeda dengan benda itu untuk perbesaran yang lebih tinggi digunakan mikroskop
Pada dasarnya mikroskop menggunakan dua buah lensa yang diletakkan pada satu sumbu utama bersama, dengan jarak satu sama lain yang dapat dubah-ubah. Salah satu lensa yang dihadapkan pada benda yang hendak diamati disebut lensa objektif, sedangkan lensa okuler berada di depan mata pengamat, lensa objektif memiliki jarak fokus yang lebih pendek dari lensa okuler.
Gambar 3a. Pembentukan bayangan pada mikroskop

Benda yang akan diamatidiletakkan didepan lensa objektif diantara fob dan 2fob atau ( fob < sob < 2fob). Bayangan  yang terbentuk oleh lensa objektif adalah pada A1, yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. A1,  dipandang sebagai benda oleh lensa okuler (fok). Agar A1, diperbesar maka A1,  harus terletak didepan lensa okuler diantara titik optic O dan jarak fokus okuler (fok), jadi lensa okuler berfungsi seperti lup. Bayangan A2 akhir yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperbesar terhadap arah benda semula
Jika mikroskop digunakan pada mata tidak berakomodasi ( dengan titik jauh berada di titik tak berhingga),makai tu berarti bayangan dari lensa  okuler  harus terletak di depan lensa okuler sejauh titik jauh mata pengamat, yaitu tak terhingga. Ini akan memberikan jarak benda okuler sama dengan jarak fokus okuler.
S’ok= ~ memberikan Sok= fok

Perbesaran mikroskop untuk lensa okuler berfungsi seperti lup, yaitu 0 < sok ≤ fok, maka rumus perbesaran  okuler Mok persis rumus perbesaran angular lup yaitu:
Mata berakomodasi maksimum
Mok =  + 1………….per 4
Mata tidak berakomodasi
            Mok = …………….per 5
dengan:
Mok      =          perbesaran pada lensa okuler (kali)
Sn        =          jarak titk dengan mata pengamat (25 cm)
fok       = fokus okuler (cm)

            Panjang mikroskop adalah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler mikroskop. Pada sebuah mikroskop bayangan dari lensa objektif merupakan benda dari lensa okuler. Secara umum dinyatakan sebagai berikut:      

Panjang mikroskop:

  X = s’ob + sok……………per6
dengan :
s’ob =              jarak bayangan objektif (cm)
 sob    = jarak benda objektif (cm)
            Untuk lensa objektif, perbesaran yang dialami benda adalah perbesaran linier, sehingga rumus perbesaran objektif Mok persis sama dengan rumus perbesaran linier lensa yaitu

          Mob=  = -  ………..per 7
dengan:
            h’ob = tinggi bayangan (cm)
            hob  = tinggi benda (cm)
            s’ob = jarak bayangan objektif (cm)
            sob = jarak benda objektif (cm)

            Perbesaran total mikroskop (M) adalah hasil kali antara perbesaran objektif dan okuler

M = Mob x Mok……………per 8












BAB II
METODE PERCOBAAN

Rancangan Percobaan


Gambar 4a. Rancangan percobaan pada lup
Gambar 4b. Rancangan percobaan pada kamera.


Gambar 4c. Rancanagan percobaan pada mikroskop

Alat dan Bahan

Lensa optik   : 2 buah
Lilin                : 1 buah
Layar               : 1 buah
Bangku optik             : 1 set
Mistar             : 1 buah
Statif Klem    : 1 set
Benda                          : 1 buah

Variabel Percobaan

                        Variabel manipulasi     :
           
s’(kamera),s’(mikroskop), mata pengamat( pada kondisi mata berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi) untuk lup
            Variabel respon                       :  
                        s(kamera), s’(mikroskop),s (lup )
            Variabel kontrol                      :
                        lensa (kamera), x(mikroskop), d(lup)

Langkah Percobaan
 
Lup:
  Atur lensa positif  dengan menjepitnya pada klem sedemikian hingga lensa dapat dinaik turunkan pada batang statif. Sesuaikan tinggi (posisi) lensa terhadap atas meja agar mata pengamat tepat di atas lensa ( lihat gambar 4a).Posisi lensa diatur sedekat-dekatnya dengan mata pengamat (d=0) naik-turunkan lensa hingga huruf terlihat jelas. Pada posisi demikian jarak lensa ke objek adalah s. Kemudian geser posisi mata dari lensa sejauh d, atur jarak lensa ke objek agar huruf terlihat jelas. Selanjutnya ukur s dan dari data tersebut ditentukan nilai perbesarannya
Kamera
  Meletakkan objek, lensa seperti gambar 4b. dengan s’ diusahakan tetap, geser jarak benda (s) hingga diperoleh bayangan yang diperkecil dan jelas, ukur s’ dan s. Melakukan langkah diatas dengan kondisi berbeda baik s maupun s’. Selanjutnya ditentukan jarak fokus lensa tersebut
Mikroskop
Buat susunan seperti gambar 4c, setelah terbentuk bayangan dengan jelas pada layar, beri tanda pada posisi layar dan selanjutnya ambil layar tersebut. Letakkan okuler hingga terjadi susunan gambar seperti gambar 4c. Dalam posisi objektif tetap, okuler diatur hingga layar dapat menangkap bayangan dengan jelas. Perhatikan bahwa jarak olkuler dan objektif sama sengan x sehingga sok = x- s’obj. Ulangi langkah 1dan langkah 2, untuk kondisi berbeda. Kemudian ditentukan perbesaran system mikroskop tersebut



BAB IV
DATA dan ANALISIS
Data

Percobaan pada Kamera

No
( s ± 0,1 ) cm
( s’± 0,1 ) cm
1
27,6
15
2
20,8
18
3
18,1
21
4
15,7
24
5
14,6
27
6
13,1
30
7
13,0
33

 


Percobaan pada Mikroskop    

No
(sobj ± 0,1)cm
( s’obj ± 0,1)cm
( x ± 0,1) cm
1
18
21,0
62
2
17
22,2
62
3
16
24,1
62
4
15
25,3
62
5
14
29,1
62
6
13
33,0
62
7
12
38,8
62

Percobaan Lup


No
Akomodasi Maksimum
Tanpa Akomodasi
s(d=0) cm
s(d±0,1)
untuk d= 4
s(d=0)cm
s(d±0,1)
untuk d= 4
1
2,2
1,6
2,7
1.9
2
2,4
1,5
2,9
1,7
3
2,5
1,7
3,0
1,8
4
3,1
1,5
3,0
1,9
5
2,9
1,5
3.2
2,1
6
2,9
1,6
2,9
1.9
7
2,7
1,8
2,8
2,2





Analisis

  Dari data percobaan kamera tersebut dapat dianalis untuk menentukan titik fokus pada kamera (f) dengan memanipulasi s’ yaitu jarak bayangan. Kemudian dan substitusi nilai-nilai data diperoleh nilai rata-rata untuk titik fokus kamera f rata-rata = (9,49 ± 0,07)cm dengan menggunakan formulasi

 =  + .

Berikut tabel data perhitungan setelah dianalisis

Dari data percobaan Mikroskop dapat dianalisis untuk mengetahui total (M) dengan memanipulasi s yaitu jarak benda. Selanjutnya dengan perumusan M=Mob x Mok, denngan demikian dapat dicari nilai Mob dan Mok. Pada Mob =    serta Mok =  dengan  sok sebab pada praktikum kami mikroskop digunakan pada mata tanpa akomodasi. Dari substitusi nilai-nilai pada data dengan persamaan diatas diperoleh nili perbesaran total (M) rata-rata sebesar :
M= (1,53±0,38) kali


No
(sobj ± 0,1) cm
Mok kali
Mob kali
Mtotal
1
41,0
0,60
-1,16
-0,70
2
39,8
0,62
-1,30
-0,80
3
37,9
0,65
-1,50
-0,90
4
36,7
0,68
-1,68
-1,14
5
32,9
0,75
-2,07
-1,55
6
29,0
0,86
-2,53
-2,18
7
23,2
1,07
-3,23
-3,45 














































































































































































Dari data pecobaan lup dapat di analisis untuk mengetahui perbesaran dengan mata berakomoddasi maksimum dan tanpa akomodasi.Pada dengan s(d=0) cm dan untuk s(d=4).Dengan formulasi perumusan Hukum Gauss   -  =  untuk mencarai titik fokusnya kemudian dari substitusi nilai tersebut ditentukan perbesaran nilai tersebut ditentukan perbesaran untuk lup pada mata berakomodasi maksimum Ma=  + 1 dan untuk mata tanpa akomodasi Ma= , d
No
(s±0,1)
(s’±0,1)
(f±0,1) cm
1
27,6
15
9,72
2
20,8
18
9,64
3
18,1
21
9,72
4
15,7
24
9,49
5
14,6
27
9,47
6
13,1
30
9,11
7
13,0
33
9,32
engan hasil sebagai berikut:
  1 Ma untuk mata berakomodasi maksimum pada s(d=0) cm Ma=(9,62±0,44) kali; 2. Pada mata berakomodasi maksimum (d=4) cm sebesar Ma=(16,5±0,58) kali; 3. Pada mata tidak berakomodasi untuk (d=0) cm perbesaran Ma= (7,78±4,3x 102) kali dan 4. Pada mata tidak berakomodasi untuk (d=4)cm perbesaran Ma= ( 12,33±4,2x102) kali.
  Berikutt tabel analisis perhitungan perbesar


BAB V
PENUTUP

Diskusi

  Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami akan mendiskusikan dari rumusan masalah mengenai prinsip kerja yang berbeda antara Lup, Mikroskop, dan Kemera. Mikroskop terdiri susunan dua lensa cembbung lensa objektif dan lensa okuler fok > fob dengan bayangan nyata,terbalik, dan diperbesar
    Sedangkan pada lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan  diperbesar. Pada kamera prinsip kerja persis seperti prinsip kerja mata antara film dan re retina menghasilkan bayangan nyata, terbalik dan diperkecil, sedangkan pada lup prinsip kerjanya menggunakan konsep perbesaran angular (Ma) antara ukuran anguler benda dengan menggunakan alat optik (β) dan terdiri atas sebuah lensa cembung yang menghasilkan bayangan maya,terbalik, dan diperbesar

Dari percobaan yang telah kami lakukan, kesimpilan dari percobaan yang telah kami lakukan yaitu bahwa alat optik menerapkan prinsip dari sifat cahaya sweperti pemantulan dan pembiasan..Mata berakomodasi maksimum yaitu kondisi mata untuk keadaan lensa mata secembung-cembungnya dengan titik fokusnya. Sedangakan mata tidak berakomodasi untuk kondisi lensa mata sepipih-pipihnya dengan titik fokusnya. Hasil perhitungan untuk perbesaran dari mata lup, mata berakomodasi maksimum(d=0)cm adalah Ma =(9,62±0,44) kali, dan mata  berakomodasi maksimum (d=4)cm Ma =(16,53 ± 0,58) kali. Dan pada mata tidak berakomodasi yaitu (d=0)cm Ma =(7,78±4,3x 102) kali dan mata tidak berakomodasi (d=0) cm Ma= (12,33±4,2x102) kali
  Hasil perhitungan untuk titik fokus kamera f rata-rata = (9,49 ± 0,07) dan percobaan mikroskop dengan perbesaran total Mtot= (-1,53±0,38) kali

SARAN :

Untuk percobaan alat optik  ini di perlukan pemahaman konsep untuk mata berakomodasi maksimum  dan  mata tidak berakomodasi

DAFTAR PUSTAKA

Tim Fisika Unesa.2012.Panduan Praktikum Fisika dasar II.Surabaya: Unipress.
Zemansky Sears.1985. Fisika Universitas II.Jakarta: Binacipta
Kangian,Marthen.2004.Fisika SMA.Jakarta: Erlangga.
Kertiasa Nyoman.1995.Fisika SMU.Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS
http://wennyphysic.blogger.com