Bintang cinta
Diny
sangat bersemangat untuk pergi ke Padang kota kelahirannya maklum saja sudah
lama dia tidak menginjakkan kaki di kota tersebut. Kali ini dia berkunjung
sekaligus untuk menikmati libur semester. Sejujurnya dia enggan datang ke kota
itu, menurutnya ini hanya akan menyisakan kenangan lama akan cerita di masa
lalunya.
Apa yang di takutkan dini terjadi juga
perasaan yang dulu pernah ada kini pun datang kembali. Diwo orang super jutek,
nyebelin yang ada di muka bumi ini tapi kenapa dia selalu berhasil buat aku
penasaran ya. Itu sih namanya benci jadi cinta, kenapa gak coba minta maaf
duluan gitu Diny, kata kak Wina saudara sepupu aku. Coba kamu buat suatu
rencana pertemuan dengan dia nah kamu minta maaf.
Sempat ragu dengan ide yang terlalu
nekad ini aku pun akhirnya menyetujui ide kak Wina. Keesokan harinya aku pergi
kerumah sahabatku Vida aku bermaksud menanyakan nomor hp diki
namun nihil dia tidak tahu, dia menyarankan aku untuk bertanya pada Icha saudara
ku.
Malam
harinya aku,Vida dan Icha duduk bersama bersantai,kami berkumpul untuk saling
becerita di depan halaman musholla. Tak sengaja dalam pembicaraan tersebut Vida
sahabatku menyinggung soal Diwo, mungkin
dia sengaja memancing aku untuk bertanya tentang Diwo.
Setelah
berhasil mendapatkan no hp Diwo aku pun
bergegas untuk menelfon tapi aku ragu aku malu kalau dia tidak mau dan menolak
aku. Tapi atas dukungan kak Wina dan sahabatku Vida aku pun berusaha
meberanikan diri. Kekhawatirannku terbukti dengan dia tidak membalas pesan
dariku, atau mengangkat telefon dariku.
Sabar
ya, mungkin dia memang belum mau maafkan kamu untuk sekarang ini, kata kak
Wina.
Santai
aja lagi cowok jutek itu gak mempan buat aku jatuh cuma sekali, celetuk Dini
Kak
Wina mengajak aku untuk pergi ke rumah paman kami. Tanpa ragu akupun mengiyakan
ajakan kak Wina, yah untuk mengobati kekesalnku. Tak jauh dari rumah paman, ada
sebuah Pasar malam dengan pementasan seni.
Tak
memperhatiakan jalanan yang ramai aku segera bergegas pergi, namun saat henadk
menyebrang jalan hampir saja aku
tertabrak kendaraan untung saja ada seseorang yang menyelamatkan aku.
Aku
menatapnya wajah itu tak asing di mataku, Agus teman kecilku.
Thanks
ya makasih banget, ucapku perlahan
Iya,
untuk sesaat mata itu menatpku sebelum bunyi klason mobil mengagetkan kita. Dia
pergi begitu saja dengan tiba-tiba, menghilang dalam keramaian malam itu.
Keesokan
harinya aku bertemu dengan Diwo secara tidak sengaja di Pasar, tanpa
sepengetahuan dia dari kejauhan aku sedang melihatnya bersama dengan Agus,
rupanya mereka berteman baik.
Sore
itu aku pergi ke rumah teman lama, Aminah saudara sepupu Agus. Rupanya
kedatanganku mengagetkan dia, maklumlah sudah lama aku tidak main ke rumah dia.
Tanpa basa basi aku langsung saja memberitahukan maksud kedatangan aku, aku
bermaksud meminta bantuan minah untuk mengenalkan aku pada Agus, aku ingin Agus
menyampaikan pesanku untuk Diwo.
Keesokan
harinya aku mendapat pesan dari nomor tidak dikenal rupanya itu Agus, dari
obrolan dunia maya kami berlanjut ke sebuah pertemuan. Pertemuan kami pun
semakin sering, dan obrolan kami pun mulai berlanjut tidak hanya seputar
kegiatan sehari-hari tapi juga tentang hubungan asmara kita. Aku merahasiakan
tentang Diwo, aku tidak ingin rencanaku gagal kali ini.
Dari
obrolan selama ini Agus sudah menganggap aku sebagai sahabat dia menceritakan
semua tentang kehidupan pribadinya tentang keluarga dan masalah cinta. Aku
tidak meyangka dalam waktu sesingkat itu agus mau terbuka dengan ku, agus
berasal dari keluarga broken home, orang tuanya telah bercerai ibunya sibuk
berkerja dan untuk saat ini dia harus bekerja keras demi neneknya dan adik
satu-satunya.
Baguslah
kalau dia sudah mau terbuka dengan ku dengan begitu aku akan mengetahui
keseharian dia termasuk pertemanan dia dengan Diwo. Recanaku pun berhasil tak
berapa lama dia memperkenalkan aku pada teman-teman dia termasuk dengan Diwo.
Tapi betapa terkejutnya aku saat dia memperkenalkan aku sebagai pacar baru dia,
ini sungguh di luar dugaan, dia tidak pernah menyatakan cinta tapi
memperkenalkan aku sebagai pacar barunya. Marah sudah pasti aku marah, aku tak
ada perasaan apapun, apalagi ini di depan Diwo orang yang aku sayangi.
Tapi
kemarahanku berubah dengan wajah merah aku menahan rasa malu di depan diki,
rupanya Agus tidak serius dengan ucapannya. Dia hanya menggodaku, huff
syukurlah karena memang aku tak berharap sesuatu terjadi diantara kita. Jujur
saja aku mendekati Agus karena aku ingin lebih dekat dengan Diwo, agar aku bisa
dekat dengan dia.
Aku
dan kak Wina bangun sepagi mungkin kami pergi ke suatu tempat, kak Wina bertemu
dengan pacarnya Saka dan aku bertemu dengan Agus. Kami berpencar aku dan Agus
berlari ke tengah hamparan sawah aku memotret matahai terbit, disaat aku tengah
asik memotret Agus menghampiri ku, dia berlutut mengutarakan perasaanya padaku.
Aku kaget melihat sikapnya , antara bingung dan marah, aku terpaku tak dapat
berkata-kata, disaat Agus memohon dan menunggu jawaban dariku. Aku berlari,
berlari sekencang-kencangnya mengahmpiri kak Wina dan mengajaknya pulang.
Tampaknya mereka bingung dengan sikapku, Agus mengejarku dan aku tak mempedulikan
dia, Saka menahan Agus menghentikan langkahnya, dia butuh waktu biarkan dia
tenang dulu, tukas nya.
Dering
HP terus berbunyi aku tak menghiraukannya, beberapa hari ini memang aku sengaja
menghindar dari Agus . Aku terkejut agus mengatakan itu, ini memang
salahku,seharusnya aku tak meberikan harapan pada Agus. Rupanya kedekatan kami
selama ini membuat Agus tertarik padaku. Aku tidak tahu harus berbuat apa,
Kuberanikan
bertemu dengan dia, aku sengaja meminta dia untuk datang menemuiku untuk
menjawab permintaan dia. Dengan wajah penuh harapan dia datang, dengan nada
penuh perasaan dia kembali memohon padaku. Aku tahu, aku sadar tak sepantasnya
aku jatuh cinta padamu, aku bukan dari keluarga baik-baik dan aku tidak dpat
menjanjikan apapun untuk kamu Dini , tapi aku datang dengan hati yang tulus,
ungkapus dengan penuh iba.
Aku
terdiam, saat ini bibirku kaku tak dapat berkata apapun, jiwaku sesak, ada
perasaan bekecamuk di hati ini. Bukan itu yang terlintas di fikiranku, cinta
memang bisa datang kapan saja dan dimana saja, tapi bukan ini yang ku maksud .
Perlahan
aku mulai membuka suara aku berkata
dengan hati-hati sebisa mungkin kubuat agar tak menyakiti hatinya. Dengan tegas
aku menolak dia, aku berdalih bahwa untuk saat ini aku ingin fokus dengan
kuliah ku. Alasan klasik memang tapi setidaknya dengan begitu lebih baik. Kutinggalkan dia sendiri dalam kekalutan
hatinya.
Mengapa
semua menjadi begini aku suka Diwo, teman Agus tapi mengapa Agus yag dekat
denganku bukan Diwo, hufh andai Diwo, saja yang mengatakan itu tentu aku akan
menerima dengan senang hati . Aku sudah lama menunggu dia dan baru saja aku
memulai untuk mendekatinya, tapi mengapa yang datang lain orang yang tidak di
tunggu-tunggu malah hadir. Ini memang salahku tak seharusnya aku menyalakan
api, kini api itu terlanjur membesar dan sulit aku padamkan. Aku merasa sebagai
gadis yang jahat, aku mencintai sahabatnya tapi aku mendekati dia.
Kami
melupakan kejadian kemarin perlahan Agus mulai menerima aku sebagai sahabat
kembali . Tapi aku mulai merasakan sesuatu yamg aneh dengan dia, dia terlihat
pendiam tak seperti sebelumnya ya sebelum
kejadian memiilukan itu terjadi.
Aku sedih melihatnya, sungguh aku tak bermaksud menyakitinya, Belakangan aku tahu bahwa selama ini dia
belum pernah jatuh cinta, dengan kehadirannku mampu membuat hatinya ceria, dia
merasa nyaman dengan ku.
Diwo,
lagi-lagi aku terus mengjarnya yang jelas-jels sudah menolak aku, kali ini aku
memang tak berdaya akan pesonanya. Ku dengar dia telah memilki seseorang
dihatinya, sakit sudah pasti kurasakan saat mendengar berita itu. Aku hampir
saja melihat senyumnya berkhayal bahwa akulah yang akan memiliki dia. Aku dapat
melihat sinyal ketertarikan dia saat dia
menatapku pada acara keluaga, ataukah mungin itu hanya perasaanku saja . Tapi
tak hanya itu saja, aku juga dapat melihat keramahan dia saat kita menghabiskan
malam bersama di acara pengajian desa, meskipun tanpa kata, bahasa tubuh kita
sudah mampu menjelaskan bahwa sebernarnya memang dia juga akan mengatakan
sesuatu, apakah mungin dia juga menyadari sampai kapan aku dan dia terus
berdiam kata seperti ini.
Agus seperti menghilang dari kehidupannku
mungin dia memang sengaja menghindar dariku, tapi ini justru membuatku cemas.
Dia terlalu rapuh untuk dibiarkan sendiri. Aminah merahasiakan keberadaan Agus
dariku, dia berkata “ sudahlah kamu jangan lagi mendatangi dia, dia sudah cukup
menderita selama ini jangan kamu tambah lagi dengan mempermainkan perasaan
cinta dia. Aku terkulai pasi mendengar ucapan Aminah, sindirannya begitu tegas
bahwa akulah yang jahat dalam permasalahan ini. Belum sempat aku beranjak pergi
tiba-tiba saja Aminah bergegas pergi, agaknya sesuatu serius sedang terjadi.
Perasaanku mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan Agus. Tanpa berfikir
panjang aku membuntutinya dari belakang.
Aku
terheran mengapa Aminah menuju ke sebuah rumah sakit. Tanpa sepengathuan dia,
aku mengikutinya dari belakang dia menuju ke sebuah ruang ICU. Betapa kagetnya
aku, melihat siapa yang terbaring di ruang itu dari kaca aku dapat melihat Agus
terbujur kaku, tak berdaya dengan luka-luka di tubuhnnya. Dari informasi
kesehatan kuketahui bahwa Agus sengaja menabrakkan diri dari motornya.
Tangis
kupun pecah aku tak menyadari bahwa siakapku hampir saja membuat orang meregang
nyawa. Aku tak mempedulikan pesan dari Agus beberapa hari ini, aku acuh dan
terus mengejar-ngejar Diwo. Beberapa
hari yang lalu Agus memberikan pesan padaku bahwa, hatinya kini sedang sepi, dalam
kelam malam hanya bintang yang mampu mengobati kesendiriannya, tapi sayangnnya
bintang itu menghilang dan dia ingin mengjarnya, mungkin dengan begitu dia akan
terus bersama dengan bintangnya itu. Aku menyesal mengapa pada saat itu aku tak
membalas pesan darinya.
Semalam
penuh aku berkelut dengan batinnku, tangiskupun pecah dalam pangkuan kak Wina.
Aku jahat kak, aku menyakiti cinta tulus seseorang, aku menyesal kenapa aku tak
dapat berbuat apapun untuk mencegah dia.
Sudahlah
kan sudah terlanjur terjadi, tidak ada
yang dapat mengetahui takdir kalian, kalaupun semua berakhir seperti ini yang
dapat kamu lakukan adalah memaafkan diri kamu, kamu harus datang meminta maaf
ucap kak Wina.
Buat
apa kamu datang lagi, puas kamu melihat dia seperti itu, kamu masih berani
datang kesini, Aminah terlihat begitu marah padaku, wajar sekali dia marah. Aku
minta maaf Aminah, aku merasa berdosa aku tahu aku yang salah dengan sepenuh
hati aku memohon maaf. Seharusnya waktu itu aku tak menerima permohonan kamu
untuk mengenalkan dengan Agus, harusnya dari dulu aku tahu kalau kamu cuma
ingin memanfaatkan dia demi Diwo.
Tubuhnya
penuh dengan luka, dokter bilang kakinya ada sedikit masalah, oh tuhan ampuni
aku aku telah berdosa dengan melihat keadaan agus seperti ini. Kumohon jangan
terjadi sesuatu dengan kakinya, dia seorang atlet sepak bola apa jadinya jika
kakinya bermasalah dari sinilah dia dapat hidup dan menghidupi keluarganya
setelah dicampakan ibu kandungnya dan ayah yang tak mempedulikan dia. Aku tak
tega melihat keadaan dia yang seperti ini, mata yang sendu, wajah yang pucat
dan luka-luka di tubuhnya seolah menggambarkan luka batinnya.
Kumohon,
bangunlah aku akan mencoba menjadi bintang untukmu, bisikku ke telinga dia.
Kamu bilang kamu akan bertahan dan memperjuangakn aku, tapi knapa kamu begitu
bodoh dengan ingin mengakhiri hidupmu. Tanpa aku pun kamu sudah menjadi
bintang, bintang buat orang disekeliling kamu kamu menyinari hidup mereka.
Sungguh
kejaiban, kedua mata itu mulai membuka dan terbata-bata berkata memanggil
namaku. Dia mulai tersadar dan membuka mata
Kalung
bintang ini telah melingkar di leherku, aku tak menyangka di ulang tahun ke 20
aku baru mendapatkannya dari seorang laki-laki yang amat menyangi aku, maklumlah
aku belum pernah menjalin hubungan spesial dengan siapapun selama ini. Hubungan ini kita jalin jarak jauh aku sibuk
dengan kuliah dan dia sibuk dengan karier dia sebagai pemain sepak bola.
Jujur boleh kukatakan ini suatu keterpaksaan.
Belum lama sejak insiden percobaan bunuh diri Agus, aku merasa seperti dihantui
perasaan bersalah. Akhirnya kuputuskan untuk menerima cintanya, walaupun kurasa
berat dan harus menipu diriku sendiri. Aku menerima ini seperti sebagai sebuah
hukuman, menyeskkan sekali.
Awalnya
aku ingin memiliki pacar yang dekat denganku, berbagi cerita dan jalan bersama.
Tapi kita tidak bisa, kita jauh dan hanya lewat dunia maya, aku punya pacar
tapi rasanya tak memiliki ikatan apapun. Aku tak biasa dan tak ingin menjalani
hubungan cinta yang seperti ini. Kita hanya dapat bertemu di akhir pekan,
itupun saat dia tak ada bertanding, ya
dia pindah club ke kota ku, demi mngejar cintaku.
Aku
tak tahan aku ingin sgera mengakhiri semua ini, sebelum terlambat dan tersakiti
lebih jauh lagi. Aku tak bisa berbhong lagi, mungkin dia memiliki aku tapi
tidak dengan hatiku, hatiku masih tertambat pada sosok masalalu sosok yang
elalu ku tunggu meski dia mencampakan aku. Kita akhiri saja semua cukup sampai
disini semua sandiwara hatiku ini, aku tidak bisa lagi tersenyum pura-pura
menjadi bintang untukkmu. Maafkan aku yang tidak tulus mencintaimu, meski ku
coba tetap tak bisa bagiku kamu hanyalah sahabat untukkku tidak lebih.
Untuk
kali ini dia lebih mengerti, mungkin dia sudah menyadari bahwa cinta tak dapat
dipaksakan, dan mungikin dia juga tahu kalau selama ini aku hanya berpura-pura.
Kukatakan
sejujurnya bahwa yang kucinta bukan dia tapi sahabatnya Diwo. Aku sudah lama
menunggu dia, awalnya aku mendekatimu hanya untuk keegoisannku. Supaya aku
dapat mencari tahu tentang diki dan dapat mendekatinya. Aku sudah frustasi
dengan cara apa lagi emndekati dia, saat kita pertama bertemu di pasar malam
itu dan kamu dekat dengan diki, di situalah aku ingin masuk dalam kehidupan
kamu.
Sekarang
kamu boleh membenci aku, kamu boleh menghukum aku dengan tak menganggapku
sebagai sahabatmu lagi, tapi kumohon maafkan aku meski kutahu aku terlalukejam
dan tak pantas untukk kamu maafkan.
Dia
tak berkata apapun, aku tahu dia sangat terkejut dan tak menyangak atas semua
sikapku selama ini. Sejak awal aku memang tahu, kamu mengharap Diwo, bukan aku, dari sikapmu dan caramu
menatap dia aku sudah tahu. Aku sahabatnya, dia telah memiliki seseorang aku
hanya ingin kamu menyadari itu, tapi kini kutahu bahwa kamu memang benar-benar
menginginkan dia. Tak ada yang bisa kulakukan selain membiarkan kamu pergi,
pergilah raihlah kebahagiaan kamu, kali ini aku tak akan menghalangi kamu.
Mengnalmu saja aku sudah bahagia, dan terimakasih atas semuanya selama ini,
terimakasih sudah mau berbohong untukkku,
walaupun kamu bukan lagi bintangku tapi kamu akan tetap bersinar
dihatiku.
Kamu
orang baik, gadis bodoh yang tak menyukaimu. Aku yakin diluar sana pasti ada
seseorang jauh lebih baik dariku yang menunggumu, aku akan sangat bahagia jika
kamu dapat tersenyum kembali setelah kepergiannku.
Dalam
gerimis hujan kala itu kami berpisah, aku beranjak pulang sementara dia terus
mematung dalam gerimis hujan. Kali ini dia tidak mengejarku, seperti dulu aku
menolaknya. Sial kenapa gerimis tak kunjung reda, seperti mengisyaratkan
kesedihan kami saja. Ini memang aneh biasanya orang patah hati akan terasa
sakit teramat tapi ini justru aneh, ada perasaan lega dalam hati ini. Mungin
lebih baik begini daripada ada yang tersakiti lebih jauh lagi, kukatakan semua apa adanya. Lagipula
setelah kupaksakan hasilnya juga tetap sama, aku tidk bisa. Alasan lain nenek
dan ibu sangat menentang hubungan ku
dengan dia, mereka tak dapat menerima keadaan keluarga Agus yang berantakan.
Aku
kembali mengejar cinta, Diwo entah
samapai kapan harus berhenti. Tapi hadirnya sosok lain dalam hidupku, telah
mampu menghapus Diwo, dari khayalan senjaku. Dalam senja di sebuah sore
seseorang hadir dari masalaluku kali ini dia lebih nyata dan dia menyimpan
semua yang dulu aku impikan.
Cinta
tidak harus selalu saling menyukai tapi menyayangi itu lah yang lebih penting. Aku
tak ingin terjebak lagi dalam cinta yang rumit, aku tidak ingun Tuhan menghukum
aku jauh lebih sakit dari ini semua.
Bintang
tak selalu bersinar dan diatas langit, dan hati tidak dapat disakiti. Yang
terindah bukan yang dilihat tapi dirasakan dalam hati. Dan cinta adalah angan
yang terlalu indah untuk dilupakan. Bintang dan cinta yang tak berujung.