Cinta tidak butuh alasan
Tidak butuh ungkapan
Hanya menyiratkan perasaan
Tidak perlu kejelasan
Cinta
dalam senandung senja
Dalam
musim yang dingin ini aku sendiri, yaa tanpa kamu di pelukanku. Sendiri aku,
dalam benak ku aku selalu membayangkan kamu, ya membayangkan tentang kita yang
dulu duduk bersama di pinggir danau itu. Menunggumu tidak akan buat aku jenuh,
selama apapun aku akan menunggumu, hingga kau datang padaku , memang ini
terlihat konyol buatku, rela menunggu kamu tanpa alasan apapun.
Pertemuakan
kita rasanya seperti mimpi, ya tak kusangka setelah tujuh tahun kita berpisah
kita bertemu kembali, buatku ini suatu hal yang aneh dan mustahil. Tujuh tahun
bukan waktu yang singkat, aku bahkan sudah lupa bagaimana wajahmu yang dulu.
Dan aku tak menyangka kamu masih mengingatku sebagai sahabatmu.
Kala
senja di danau itu kamu datang padaku, dengan tersipu malu menyapaku. Dua mata
bertatapan setelah sekian lama tak bertemu, sempat lama berfikir benarkah ini
kamu, benarkah kamu sahabat lamaku dulu, satu yang tak berubah darimu senyum
manis lesung pipimu. Dari percakapan sore itu, kamu dan aku seperti orang yang
tertukar, kamu ingin di posisimu dan aku ingin berada pada posisimu sekarang
ini. Senja sore itu rasanya tak ingin cepat berlalu, semenit bersamamu terasa
begitu singkat, betemu dengan mu seperti membangkitkan kenangan masalalu.
Sempat terbesit semoga ini memamang benar pertemuan awal yang baik, dan semoga
ini berlanjut seterusnya.
Entah
ini hanya perasaan ku yang berlebih atau hanya khayalanku padamu, aku merasakan
ada sesuatu yang mulai terjadi antara kita. Jika hubungan kita sebatas sahabat
saja mengapa kamu begitu dekat dengan ku. Entah karena tak da laki-laki yang
selama ini dekat denganku sehingga aku menganggap ini sebagai sesutau yang
berbeda. Atau memang kamu menyimpan sesuatu yang tak ku ketahui, kamu memang
misterius, kamu datang padaku dengan tersenyum namun tak jarang kamu datang
dengan luka yang kamu bawa sendiri padaku.
Aku
bahagia Allah mempertemukan kita kembali, walaupun di antara kita hanya sebatas
teman, walau sekuat apapun aku memberikan alasan untuk kamu jatuh hati padaku,
tapi tetap saja aku hanya sahabat bagimu, tapi kurasa ini sudah cukup dan lebih
baik, setidaknya kamu tetap berada di sampingku. Menghabiskan malam
bersamamu,tertawa, bercerita, dan hujan rintik malam itu sudah cukup bagiku,
walaupun kamu bukan milikku tapi semalam lalu bersamamu rasanya akulah yang
memilikimu.
Jika
kini berakhir, lalu dimana letak permulaan dari semua ini. Berada di pihak yang
dipilih memang menyakitkan rasanya berdiri diatas jurang kalau kita lompat kita
mati, tapi berdiri di atasnya juga tidak lebih baik sungguh menyedihkan.
Jika
memang tidak katakan tidak jika iya katakana saja iya, bermain-main seperti ini
rasanya seperti memegang bunga mawar di lihat menyenangkan tapi di rasa sakit.
Senja
di musim dingin, seandainya kamu milikku tentu akan terasa indah sore ini.
Semburat jingga dan kelabu mendung sore ini menysakan mata batinku, sama
sepertimu kau siap datang dengan senyum dan kesedihanmu. Aku memang berdosa
telah lancang jatuh hati padamu. Biarlah persahabtan kita tetap sahabat saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan kirimkan komentar anda